
Event Kita – OG kembali mengecewakan, dan penampilan mereka di PGL Wallachia Season 3 semakin menimbulkan pertanyaan di kalangan penggemarnya. Tim ini gagal memenangkan satu pun seri dalam turnamen tersebut, keluar dengan catatan buruk 0-3. Eliminasi OG dari PGL Wallachia dikonfirmasi setelah kekalahan dari Yellow Submarine, tim yang bahkan bermain dengan pemain pengganti yang berganti peran di tengah pertandingan. Lantas, apa yang sebenarnya terjadi pada tim yang selama ini begitu dicintai?
Menggunakan Hero di Luar Meta
Sepanjang kekalahan yang mereka alami, OG terus memainkan hero di luar meta. Death Prophet, Centaur Warrunner, Axe, dan Brewmaster? Hero-hero ini tidak masuk dalam pilihan utama di patch 7.38 karena dinilai kurang optimal dalam meta saat ini.
Jika pemain seperti Collapse, ATF, atau Yatoro menggunakan hero-hero tersebut, mereka mungkin masih bisa membuatnya berhasil karena didukung oleh keterampilan individu dan tim yang solid. Namun, situasinya berbeda bagi OG. Eksekusi mereka saat ini sangat buruk, dan memainkan hero yang lemah hanya memperburuk keadaan.
Faktor lain yang cukup mengkhawatirkan adalah kehadiran KheZu sebagai pelatih, yang sejauh ini tidak memiliki pengalaman melatih tim profesional. Tidak jelas siapa yang mengambil keputusan dalam pemilihan hero ini, tetapi sudah saatnya ada evaluasi ulang.
Masalah Performa Pemain
Drafting memang bisa menjadi salah satu masalah, tetapi pada akhirnya, Dota 2 tetap bergantung pada kemampuan mekanik pemain serta eksekusi di fase laning. Dalam hal ini, ada dua nama yang patut disorot: Ceb dan Nine.
Keduanya adalah legenda dalam dunia Dota 2, tetapi mungkin sudah saatnya bagi mereka untuk mempertimbangkan masa depan. Ceb hampir selalu kalah di fase laning hingga net worth-nya setara dengan support lawan. Dalam kondisi seperti ini, sulit bagi 23savage sebagai carry untuk mendapatkan ruang bermain ketika offlaner-nya tidak memberikan dampak yang cukup.
Sementara itu, Nine tampaknya belum mampu beradaptasi dengan perkembangan meta saat ini. Performa individu yang menurun terlihat jelas dari peringkatnya di leaderboard Western Europe, di mana ia hanya berada di peringkat 600. Sebagai perbandingan, Gorgc, yang sering dianggap sebagai pemain biasa-biasa saja, berada 250 peringkat di atasnya.
Sebagian mungkin berpendapat bahwa MMR hanyalah angka, tetapi jika dibandingkan dengan mid-laner lain di PGL Wallachia Season 3, Nine tertinggal ribuan MMR. Bahkan mid-laner dari tim Tier 3 atau pemain yang tidak memiliki tim bisa berada di peringkat 200 besar. Jika seorang mid-laner tidak dalam performa terbaiknya, tim akan kesulitan untuk memenangkan pertandingan, dan hal ini menjadi salah satu alasan mengapa OG sering mengalami kekalahan dalam waktu kurang dari 20 menit.
Sebenarnya, 23savage, xNova, dan dAze tidak bisa dikatakan sebagai pemain yang buruk. Namun, dengan mid dan offlane yang selalu kalah, tim tidak memiliki fondasi yang cukup kuat untuk bergerak dan membuat permainan lebih agresif.
Mengapa OG Tidak Mendatangkan Pemain yang Lebih Baik?
Meskipun tidak ada informasi internal mengenai OG, ada kemungkinan bahwa keterbatasan finansial menjadi salah satu alasan mengapa tim ini terus mengganti pemain dengan kualitas yang kurang lebih sama. Organisasi esports seperti Team Liquid, Team Falcons, dan Tundra Esports didukung oleh investor dengan dana besar, memungkinkan mereka untuk membeli pemain berbakat dari tim lain dengan bayaran tinggi.
Sebaliknya, OG adalah tim yang dimiliki oleh para pemainnya sendiri. Meskipun tetap mampu menawarkan gaji yang layak, mereka mungkin tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk membayar buyout bagi pemain berkualitas tinggi yang masih terikat kontrak dengan tim lain.
Kondisi ini mirip dengan Team Secret, yang juga lebih sering merekrut pemain dari wilayah seperti Eropa Timur, Amerika Selatan, atau Asia Tenggara dengan biaya yang lebih rendah.
Solusi?
Bubarkan tim. Tentu saja, bukan berarti itu satu-satunya pilihan. Namun, harus diakui bahwa perubahan besar sangat diperlukan. Penggemar di seluruh dunia merasa kecewa, dan kemungkinan besar para pemain serta manajemen tim pun merasakan hal yang sama.
Selama beberapa tahun terakhir, OG terus mengeluarkan dana tanpa hasil yang memuaskan, jarang lolos ke turnamen LAN, dan ketika berhasil masuk, mereka hampir selalu tereliminasi di posisi bawah. Kini, mereka harus memutuskan: apakah akan mengakhiri proyek Dota 2 dan berhenti menghabiskan anggaran, atau berinvestasi lebih jauh dengan merekrut pemain berkualitas yang benar-benar bisa bersaing?
Jika OG tetap mempertahankan roster mereka saat ini, maka setidaknya Ceb dan Nine harus berkomitmen untuk berlatih lebih keras, misalnya dengan bermain 10 pertandingan pub setiap hari untuk mengembalikan performa mereka. Tanpa perubahan yang signifikan, sulit membayangkan OG bisa kembali ke puncak kejayaan seperti dulu.